Definisi Bahagia: Akhir (?) Kisahku dan Sisil

Lelah, mungkin itulah yang saat ini menimpa diriku setelah bersuka cita mensukseskan salah satu acara seminar kami, apalagi di tambah laporan yang sudah menanti kami di penghujung KKN ini, lelah itu serasa bertambah, dan kubilang 'ah mending tidur aja'...
Karena itu pulalah kupikir sejenak pergi dari rutinitas itu bakal membuatku lebih baik, aku pergi  pulang ke negri asalku untuk melepas rindu kepada ke 2 Adikku, kakakku dan tentu ayah ibuku, Raja dan Ratu yang selalu ada dalam kisahku...
Tepat pukul 18.30 aku sampai di rumah setelah berlelah-lelah 2 jam memacu simanis di jalanan, aku rehat sebentar menikmati malam sunyi khas pedesaan, kukira malam itu akan menjadi malam yang biasa-biasa seperti dulu, tapi ternyata, tak kusangka sisil hadir di malam itu, sisil yang sedari kemarin tak melirikku, kini dia hadir di hadapanku membawa kabar dan cerita, walaupun memang dia hadir hanya lewat social media, tapi hal sederhana itu dapat mengobati kekesalanku karena dia pergi tanpa sepatah kata pun...
Cukup lama kurasa sisil bercerita tentang dia dan diriku yang takkan pernah bisa bersatu, walaupun cuma sebatas teman, sisil takut aku yang tak bisa menjaga perasaannya, malah tersakiti karena sikapnya terhadapku, memang jika di tafsirkan, sisil merasa ingin mengakhiri kisah yang rumit ini dengan tanpa mengenalku lagi, dengan tanpa ada aku di kisahnya lagi, ya yang kurasakan sisil ingin seperti itu, bukan tanpa alasan sisil menginginkan hal itu, dia takut bakal ada orang yang tersakiti saat aku mencoba dekat dengannya, kau tau siapa dia?...
Sesaat setelah aku mendengar ucapannya yang seperti itu, aku pun sempat kecewa dan tetap memaksa bahwa aku takkan macam2 pada nya, takkan pernah mengganggunya, apalagi harus menyakiti orang lain, aku hanya ingin berteman, aku hanya ingin tau bahagia itu seperti apa, tapi ternyata keputusan sisil tak berubah, dia tetap pada pendiriannya mengakhiri semua kisahnya dengan ku yang rumit itu, dan aku pun tak bisa apa2, aku hanya mengangguk menghargai keputusan sisil itu....
Indah yang kurasakan hari itu, kebigungan yang pernah kurasakan kini hilang berkat kepastian yang sisil berikan, walaupun memang sakit bila mengingat aku harus hidup tanpa pernah bisa mengenalnya lagi, tp demi bahagianya sisil memang ini yang harus kulakukan dari pada dia takkan bahagia bila aku ada...

Orang-orang bilang rasaku terhadap sisil adalah kesalahan, aku dikatakan salah melabuhkan kisahku pada sisil, tp apa itu benar..?? Ah aku ingin Sisil yang menjawab pertanyaan seperti itu, aku ingin sisil meyakinkan kepadaku bahwa aku tak salah orang, bahwa kisahku tepat dilabuhkan kepadanya...
Ya itu cuma keinginan, tak perlu sisil kabulkan...

Ummi (panggilan evhi kali ini) pernah berkata "Ada kalanya pengorbanan itu tak selalu harus ditunjukkan, hal yg tersembunyi tapi dapat dirasakan itu jauh lebih baik 😊"...
Yah kata-kata itu seakan menjadi obat penenang bagiku yang tak tau merasa bahagia atau sengsara, aku seakan terpanggil untuk kembali memperbaiki diriku dan perasaanku agar tak selalu rumit dan kacau,...

Sisil, nama yang kini selalu ku ingat, nama yang mengajariku bahwa  ada kalanya cara terbaik untuk mencintai seseorang bukan dengan memilikinya, kini aku bukan mau berhenti untuk menjadikan mu sebagai kisahku, tapi aku berhenti untuk  memberikanmu dunia yang lebih luas, dunia yang lebih indah tanpa ada aku disana...

Aku selalu berkata ketika ditanya bahagia itu seperti apa, dan ku jawab bahagia bagiku adalah kamu, harapan terbesarku adalah kamu, walaupun pada akhirnya aku harus tetap merelakanmu pergi dari ku, dan takkan pernah mengisi duniaku...

Aku ingin untuk terakhir kalinya kau berucap, mengatakan salam terakhirmu sebagai hadiah terindah untuk perpisahan kita...
Ya aku ingin itu, semoga kau tau....

(Sore merdu di perantauan di sisipi lantunan indah 'Puisi' Jikustik)

Aku yang pernah engkau kuatkan
Aku yang pernah kau bangkitkan
Aku yang pernah kau beri rasa
Saat ku terjaga hingga ku terlelap nanti
Selama itu aku akan selalu mengingatmu

Kapan lagi ku tulis untukmu
Tulisan-tulisan indahku yang dulu
Pernah warnai dunia
Puisi terindahku hanya untukmu
Mungkinkah kau kan kembali lagi
Menemaniku menulis lagi
Kita arungi bersama
Puisi terindahku hanya untukmu

Saat ku terjaga hingga ku terlelap nanti
Selama itu aku akan selalu mengingatmu

Komentar