Definisi Bahagia: Bahagiaku Bernama Sisil

Kisah ini kuawali dari hari dmana hari-hari itu adalah hari kekacauan sedang rindu-rindunya terhadapku, dari mulai KKN yang harus aku selesaikan, tahun ajaran baru yang sedang menunggu, pesta organisasi yang hampir kulupakan, persib yang tak kunjung membaik permainannya sampai pada valentino rossi yg gagal meraih kemenangannya karena salah menerapkan strategi di circuit brno Republik Ceko... ah itu sekelumit kekacauan yang terjadi di hri-hari ini, namun yg paling menyesakkan adalah kebodohanku dalam berkata-kata sehingga membuat seseorang kecewa...
Dan yah, itu terjadi di masa-masa KKN mulai menggerogoti berat bdanku, dan menguras isi dompetku...

Hari pertama aku menjejakan kaki di desa tempatku menderita itu aku optimis bahwa KKN ini akan cepat berlalu dan hanya tinggal kenangan saja, tapi seiring dgn berjalannya waktu aku tak tau bahwa itu hanyalah ekspektasi belaka, ralitanya? Sungguh jauuh dari ekspektasi yang harapkan...kau tau kenapa? Ya banyak hal yang terjadi yang justru membuat KKN kali ini sulit untuk aku lupakan, ya hari itu aku bertemu dengan sekelompok manusia yang ternyata sama sedang mencoba bahagia terpaksa berdiam di negri orang demi masa depan yang ia idam-idamkan, ya kita bertemu dengan mahasiswa KKN dari salah satu Universitas Pendidikan di Indonesia..
Dr awal pertemuan itu, kawan2 ku yang lain mungkin tak merasakan hal yang spesial selain pertemuan dengan kawan baru dan mungkin dapat ikut bekerja bareng berbagi berbagai macam penderitaan yang bakal dihadapi, tp tak tau kenapa hari itu bagiku sangat berbeda dengan yang kawan2 lain rasakan ada hal yang sangat mengganjal dalam diri ini, ah tak tau lah apa itu namanya, yang jelas hari itu ternyata cepat berlalu dan menyisakan kelelahan yang menyelemuti diri...
"Ah lelah ini mungkin cuma beberapa persen dr kelelahan yang bakal kurasakan nanti sebulan kedepan" tp ada sesuatu yang membuatku tak nyaman diam di rumah dan ingin cepat cepat prgi ke tempat penderitaan,, "ah tak taulah masa karena itu??"...

Singkat cerita, sampailah pada saat yang bermenderita dengan selamat sentosa, aku menjalani masa-masa itu dengan penuh semangat45, dan tepat pada hari ke 10 KKN kami berjalan kami mendapat undangan dadakan dari kawan sependeritaan itu untuk ikut hadir dalam acara seminarnya, dan karena memang hari itu kami sedang 'nganggur' kami pun dapat ikut memeriahkan acara seminar itu...
Dan taraaa, perasaan yang sama saat pertama kali bertemu dengan mereka muncul kembali entah knp, hari itu pun aku sendiri merasa ada di dua sisi tebing, yang satu bahagia, dan yag satu sengsara, dan ah sekali lagi "masa karena itu..?"... jujur aku bingung dan tak bisa berbuat apa2...
Seiring dengan berjalannya seminar, khusyu kurasakan saat itu sampai aku tau ternyata 'itu' pun hadir dan duduk disamping kursi yang aku duduki dan sekejap saja ia dapat mengalihkan dunia ini, sebetulnya sebelum ini pun kita pernah bertemu sekali namun org 'itu' tak ada dan kukira memang tak ada dia, tp ketika seminar itu, semua pun berubah, saat bertatapan dengannya pun serasa diri ini ingin bernyanyi "matamu melemahkanku, saat pertama kali ku lihatmu, dan jujur ku tak pernah merasa begini.."
Yah hari itulah awal bagaimana aku dia dan mereka mulai terlibat kisah yang rumit, kisah yang menguras rasa dan membebani pikiran, dan karena itu pula lah inspirasi ku untuk menulis kembali membara...
Yah ku tau namanya Sisil, seorang wanita yang tak ku kenal, seorang wanita yang ceria dan yang kurasakan lbh spesial dr kawan2nya yg lainnya, kenapa? Ah tak taulah namanya jga rasa tak dapat di uraikan dengan kata-kata...
Tp kenapa perasaan itu muncul? Ah disanalah mungkin kesalahanku yang semena2 terhadap rasa tanpa memikirkan perasaan dia...
Seiring dengan berjalannya waktu awalnya kami terlihat biasa walaupun bagiku apa yg ia lakukan selalu spesial dan mampu mmbuatku terpesona, sampai tiba saatnya aku dapat bertemu di malam haru dan malam liliwetan dan di pada saat itulah rasa yg ada pada diri ini tak bisa saya bendung, aku semakin ingin tau dia, bahkan harus tau dia, dan itu pula lah kesalahan selanjutnya yg aku perbuat, Aku memaksakan kehendak yang tak seharusnya aku paksakan, aku tak sabar, aku kacau, dan itulah yg menyebabkan semua ini berakhir dengan berbagai macam suasana...
Dan tepat pada malam itu pula lah, aku pun mendapat akses untuk lebih mengenal dia lewat chatt dan sosial media, dan kebetulan itu adalah media yang sampai sekarang aku sesali, "kenapa dulu aku harus meminta akses  ke akun2 dia??", dan yah aku menyesal bukan tanpa sebab, namun aku menyesal karena kebodohannku memakai kata2 dalam proses pendekatan itu, yang akhirnya aku sedikit demi sedikit aku menngoreskan luka pada dirinya sampai2 dia takut terhadapku, bukan karena hal yg besar sebenarnya, namun karena hal sepele aku yg terlalu kaku dalam berkata2, yang tadi nya mau melelehkan jadi malah melelahkan..
Yah, sekali lagi ku sebut namanya Sisil wanita muda yang membuka wawasanku terhadap dunia, yang mengajariku bahwa hidup bukan tentang seseorang....
Sisil yang kini menjauh karena diriku, yg kini tak ingin terganggu akan kehadiranku...
Sangat berat bgiku untuk mnahan rasa ini agar hilang dalam diri, namun akan ku katakan aku harus tetap bahagia, Sisil juga harus lebih bahagia...
Dan ketika aku ditanya apa definisi dri bahagia itu?
Ku katakan definisi bahagia bagiku itu adalah kamu...
Terus bagaimana jika kamu tidak ada?
Kukatakan itu takan pernah terjadi, dan jikapun itu terjadi saat itu pula lah aku harus belajar merelakan, rela bila hidup tanpa bahagia,...

Aku minta maaf yg sedalam2nya kepadamu karena tlah mnyakiti mu dan kawan2 mu, seperti yang aku katakan smoga kita bisa berkenalan kembali di kehidupan yg selanjutnya tanpa ada rasa yang ikut2an...
Semoga hari-hari mu menjadi lebih menyenangkan dibandingkan hari hari saat aku mengganggu kehidupanmu..
Selamat jalan selamat tinggal, mari kita kembali bertemu dan bercengkrama di hari yang berbahagia...
Ditemani lagu dari De Herty "Permata yang dicari" yg dapat mnambah manis bajigur yg sedang ku nikmati, dan tentunya agar dapat menambah manis kenangan yang akan engkau dapatkan...

Komentar