Definisi Bahagia: Sisil dan Kenangan

Bagai anak ayam yang kehilangan induknya, hari ini seperti itulah diriku menghadapi kenyataan ketika sisil harus pergi meninggalkan desa tempat ia mencari bahagia dalam hidupnya, tp kenapa kenapa dia pergi tp aku yang harus bingung..??
Haahh, pertanyaan-pertanyaan tentang dia memang sangat sulit untuk ku jawab, yang jelas hari ini aku bingung, galau tak menentu saat dihadapkan dengan takdir seperti ini...
Icha dan evhi kawan dekat sisil pernah berkata bahwa aku harus merelakan sisil yang memang punya seseorang yang sudah mengisi hatinya, seakan aku disuruh pergi jauh dari kehidupan sisil dan tak menjadi gangguan bagi dirinya, aku pun meng iyakan dan berkata itu pasti ku lakukan jika dengan kehadiranku bahagia di sisi sisil itu hilang, tp apa kau tau, semakin ku membulatkan keinginanku itu semakin lemah pula lah tekadku untuk pergi dari sisi nya, aku merasakan bahwa sisil tak ingin itu, aku merasakan bahwa sisil akan kembali padaku seperti saat kita pertama kali bertemu, dan sekali lagi ku rasakan ternyata itu hanya ke egoisanku belaka, nyatanya...??? Sisil pergi dariku seperti dia tak pernah mengenalku, aku merasakan betapa pedihnya ketika seseorang ditinggal pergi tanpa pamit, orang lain pun kadang sama,. Tapi kutegaskan sekali lagi ku hargai keputusan sisil pergi dri ku tanpa berucap sepatah kata pun, ku tau dia tak ingin aku berharap, tak ingin aku sakit karena dirinya,...

11.38 ku coba untuk mengetuk kembali dunianya, agar aku dapat memantapkan diri pergi darinya tanpa ada penyesalan, namun sampai saat ini pula lah dunia nya tertutup untuk diriku, diriku yang tak mengerti arti kehidupan yang sedang sisil jalani,..
Aku bingung, menghadapi semua sikap Sisil yang sudah berubah semenjak hari itu, hari penuh duka yang takkan pernah bisa kulupakan, setiap akses diriku menuju ke dunia nya sudah ia hapus, dan itulah mungkin salah satu ciri bahwa ia sudah tak ingin aku ada, tak ingin aku mengganggu dunianya...
Detik-detik menuju kepergian kawan-kawan dari UPI pun tiba, ku coba menahan diriku agar tak lebih banyak menyakiti mereka dengan kata-kataku, terutama Sisil yang harus bahagia dan tetap ceria menjalani kehidupannya yang dulu tanpa ada aku, tanpa ada yang pernah menyakitinya lagi....

Hari ini sisilku pergi menyisakan kenangan yang tertancap mantap dalam kehidupan ini, kenangan yang bagi siapapun yang merasakannya bakal sulit dilupakan, aku yang hari ini penuh kebingungan pun, kembali ke kamar dan mencoba tertidur dengan pulas, berharap aku bermimpi hidup berdua dengan sisil, dan ketika bangun aku bertemu sisil menunggu ku untuk pamit, dan mengucapkan salam perpisahan...
Yaaaa itu harapan...

Kuharap engkau tetap membiarkanku jatuh dalam kisah mu, tak seperti saat ini, kau membiarkan aku hidup diantara dua dunia...

Komentar